Hampa yang Terisi, Berisi yang Hampa (2)
Hampa yang Terisi, Berisi yang Hampa
Setiap saat berbagai jenis tulisan bermunculan di grup-grup penulis MediaGuru. Semuanya ada karena selain aktivitas menulis sudah dianggap sebagai kebutuhan, juga untuk mengisi berbagai tuntutan menulis seperti yang ada di blog Gurusiana. Warna-warni dan genre tulisan begitu menggoda dan memesona. Komentar dan tanggapan terhadap tulisan juga bermunculan dari penulis lain. Ini merupakan wujud apresiasi dan sebagai penyemangat terhadap sesama penulis.
Namun demikian, masih ada yang terasa mengganjal di pikiran. Tulisan di blog Gurusiana terkadang seakan masih seperti terminal penumpang. Para penulis ibaratnya mobil-mobil penumpang yang datang dan pergi hanya untuk mengantarkan dan menurunkan penumpang. Semua itu wajar karena banyak orang yang memburu target dan jarang berlama-lama berbincang-bincang di “terminal” Gurusiana. Juga masih banyak yang sibuk dengan berbagai urusannya sehingga, tidak sempat menyambangi tulisan orang lain.
Banyak tulisan yang begitu “bergizi”, tetapi terasa hampa karena jarang ada yang mengunjungi dan memberi komentar. Kalupun ada cuma dua atau tiga orang saja. Sementara ada juga tulisan yang tidak terlalu “bergizi”, tetapi begitu terisi karena sangat ramai yang mengunjunginya untuk berkomentar.
Aristoteles, seorang filosof Yunani memiliki pendapat tentang keadilan yang salah satunya adalah keadilan komutatif. Keadlan jenis ini diartikan keadilan yang diberikan kepada seseorang tanpa melihat jasa-jasa yang sudah dilakukan. Artinya kita perlu memberikan perhatian kepada siapapun tanpa melihat siapa orangnya.
Dalam blog Gurusiana, sudah saatnya kita harus saling mengunjungi dan memberikan apresiasi terhadap tulisan siapapun. Agar seorang penulis merasakan bahwa tulisannya ada yang mengapresiasi dan semakin bersemangat.
Memang tujuan seseorang menulis bukan untuk mencari sanjungan dari siapapun. Karena sanjungan pada hakikatnya merupakan makanan bagi orang-orang yang bodoh. Setidaknya dengan saling membaca tulisan orang lain, maka seseorang akan merasa berarti dan semakin memberi arti. Sehingga tidak ada lagi hampa yang terisi, dan berisi yang hampa. Wallahu a'lam bishawab. Semoga!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeeen bgt pak
Setuju, Pak. Saling mengunjungi. Saling respon akan memelihara semangat masing- masing untuk terus berkarya.
Tulisan Pak Ali senantiasa keren. Sukses Pak
Hampa yang berisi dan terisi yang hampa, bukankah itu ciri dunia, Pak? Hehehe. Wallaahua'lam bi shawab. Salam sehat dan tetap semangat.
Iya betul. Semua hanya sebagai otokritik agar saling mengapresiasi. Salam literasi. Tetap semangat
Keren pak..saya setuju bukan untuk sanjungan tetapi saling mengapresiasi
Mksh Bu SofiawatiSofiaw berkunjung. Bukan ingin disanjung, tetapi hanya butuh apresiasi. Terus semangat. Salam literasi tiada akhir
Keren Pak, saya juga sangat senang setelah bapak berkunjung semakin menambah energi untuk menulis, walaupun saya sadar bahwa tulisan saya masih banyak kekurangannya. Salam sukses selalu!
Mantap. Terima kasih inspirasinya. Lihat judulnya jadi penasaran.
Betul pak, saling mengunjungi untuk memberi apresiasi dan jg mempererat silaturahim.